Perspektif Psikologis. Perspektif Psikologis tentang komunikasi manusia memfokuskan perhatiannya pada individu (si komunikator atau penafsir) baik secara teoritis maupun empiris. Secara lebih spesifik lagi, yang menjadi fokus utama dari komunikasi adalah mekanisme internal penerimaan dan pengolahan informasi. Unsur-unsur perantara dari behaviorisme S-O-R dan psikologi kognitif, cenderung untuk mendominasi usaha penelitian para ilmuwan komunikasi yang mempergunakan perspektif psikologis.
Komponen-komponen Perspektif Psikologis. Orientasi Source-Response cukup menonjol dalam perspektif psikologis tentang komunikasi manusia. Perspektif ini menganggap bahwa manusia berada dalam suatu
medan stimulus, yang secara bebas disebut sebagai suatu lingkungan informasi. Di sekeliling setiap orang terdapat arus stimuli yang hampir tidak terbatas jumlahnya, semuanya dapat diproses melalui organ-organ indra penerima, yaitu penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan rasa. Semua stimulus ini bersaing untuk diterima karena banyaknya sehingga jumlahnya melebihi kapasitas manusia untuk menerima dan mengolahnya.
Manusia yang sedang berkomunikasi tidak hanya menerima stimuli akan tetapi ia pun menghasilkan stimuli. Sama sebagaimana halnya dengan konsep sumber atau penerima dalam model mekanistis, dalam model psikologis manusia ditandai sebagai makhluk yang memiliki fungsi ganda menghasilkan dan menerima stimuli, jadi manusia adalah seorang komunikator atau penafsir stimuli informasional.
Ketika si penafsir menyerap stimuli, ia secara otomatis mengolahnya melalui berbagai filter konseptual. Filter ini merupakan keadaan internal dari organisme manusia. Filter tidak dapat diamati secara langsung sebagai keadaan internal, akan tetapi dianggap sangat mempengaruhi peristiwa komunikatif. Filter dapat digambarkan sebagai sikap, keyakinan, motif, dorongan, citra, kognisi, konsep diri, tanggapan, orientasi, set, atau sejumlah konstruk hipotesis lainnya.
Setelah menyaring stimuli komunikatif, komunikator merespons stimuli itu dengan menghasilkan stimuli tambahan, yang kemudian ditambahkan kepada medan stimulus sebagai respons perilaku. Respons itu, juga merupakan seperangkat stimulus informasi yang terstruktur yang dikenal sebagai isyarat dan simbol yang dihasilkan oleh komunikator dan dapat dipengaruhi oleh respons diskriminatif berikutnya oleh penafsir lainnya.
Respons tidak seluruhnya dapat diobservasi secara langsung. Ada bagian-bagian tertentu dari respons itu yang tetap tersembunyi dan karenanya tidak dapat dilihat dalam peristiwa komunikatif.